Mural “Tolak Politik Uang” Kota Salakan Menuai Apresiasi

CAPT : Salah satu gambar semi mural yang ditempatkan di perempatan traffic light, tepatnya di pagar Dinas Kesehatan Bangkep. [FOTO : FACEBOOK @INFO KATA SALAKAN]

SALAKAN POST, SALAKAN – Pembuatan gambar semi Mural di pagar-pagar tembok kantor instansi Pemerintah Daerah di Kota Salakan, menuai apresiasi dari sejumlah kalangan.  

Salah satu dari sekian gambar tersebut yang paling banyak mendapat apresiasi adalah gambar yang berisi pesan penolakan politik uang.

Bacaan Lainnya

Sartun T. Landengo, politisi muda Partai Golkar Bangkep itu menilai, lukisan-lukisan tersebut secara sekilas, tampak hanya terlihat seperti gambar biasa.

“Tapi jangan salah, pesan di balik gambar bertulis Politik Uang itu memiliki pengaruh cukup kuat dalam mempengaruhi perspektif politik masyarakat,” kata Sartun, sapaannya, Senin (1/9).

Gagasan pembuatan mural itu dinilai Sartun cukup inovatif, karena pertama kalinya dalam sejarah Pemerintah daerah terlihat lebih eksis menolak praktik politik uang.

Mural tersebut, menurut dia, merupakan refleksi penolakan praktik kotor pemilu yang dimanifestasikan dengan gaya modern. Sehingga keberadaannya lebih populer untuk berbagai kalangan.

Keberadaannya, sebut dia, cukup penting. Sebab, tidak bisa dipungkiri kondisi tata kelola pemerintahan daerah lima tahun belakangan, tengah menuai citra buruk di mata publik.

“Dan citra buruk itu harus diakui sebagai konsekuensi logis dari praktik-praktik kotor politik uang yang dimainkan oknum-oknum pada pemilu sebelumnya,” terang dia.

Paling tidak, mural tersebut berfungsi sebagai media edukasi yang mampu kesadaran politik masyarakat demi perubahan tata kelola pemerintahan daerah ke arah yang lebih baik ke depan.

Sederhananya, imbuh dia, pesan tentang buruknya dampak politik uang terhadap tata kelola pemerintahan daerah di balik mural itu, lebih dapat dicerna publik.  

Dia pun berharap, gambar semi mural itu dapat bisa diperbanyak terutama di dapil yang terindikasi rawan dengan praktik politik uang.

Sementara itu, Hendra Maud, Ketua Karang Taruna Desa Bongganan juga memberikan apresiasi serupa.

Mewakili pemuda Desa Bongganan, pihaknya mendukung upaya pemerintah daerah yang secara kreatif mendidik perspektif politik masyarakat demi perbaikan daerah.

Hendra menilai, pembuatan gambar semi mural itu layak diaprsesiasi. Sebab, lewat gagasan itu, pemerintah daerah tampak lebih eksis dalam memperbaiki kualitas demokrasi di daerah.

“Mural itu lebih efektif daripada stiker atau baliho. Karena posisinya yang strategis mudah dilihat oleh masyarakat pengguna jalan di dalam kota salakan,” kata dia.

Selain itu, daya tahannya lebih kuat dibandingkan media kampanye lainnya, berupa baliho atau stiker.  

Menanggapi hal itu, Pj Bupati, Ihsan Basir menjelaskan, mural sebenarnya lebih banyak digunakan oleh kaum oposisi utk mengkritisi pemerintah.

“Cuma kali ini, kita balik. Dari pemerintah untuk semua stakeholder,” kata Pj Bupati.

Menurutnya, pemerintah daerah sengaja membuat mural itu, karena selain motivasi kata-katanya lebih “diterima”, gambar itu, bisa membuat nilai estetika kota terjaga.

Bahkan Pj Bupati berencana akan melakukan hal serupa di beberapa kecamatan, terutama di daerah pemilihan yang terindikasi rawan praktik politik uang.

“InsyaAllah kita akan coba  di beberapa kecamatan di 2023,” tutup Pj Bupati. (Rif)

Pos terkait