Harkanas 2023, “Perbanyak Konsumsi Ikan untuk Anak Kita “

CAPT : Ir Ferdy Salamat, ST.,M.Si.,IPM, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banggai Kepulauan

SALAKAN POST, SALAKAN – Pesan untuk memperbanyak konsumsi ikan bagi masyarakat Banggai Kepulauan kerap disampaikan di berbagai kesempatan. Pesan demikian, utamanya dialamatkan kepada para orang tua selaku penanggung jawab secara langsung atas tumbuh kembang generasi daerah.

Kepala Dinas Perikanan, Ferdy Salamat kali ini kembali mengumandangkan pesan itu menjelang momentum Hari Ikan Nasional (Harkanas) pada 21 November 2023. Itu dilakukan untuk menyegarkan lagi kesadaran kita tentang manfaat konsumsi ikan sebagai faktor penting dalam penurunan grafik stunting.

Bacaan Lainnya

Disebutkan, prevalensi stunting di Banggai Kepulauan hanya turun satu persen, dari 23% pada 2020 menjadi 21,54 % pada 2021, dan kembali naik menjadi 21,87% di tahun 2022. Angka ini menunjukkan bahwa daerah yang dihuni oleh 21 ribu jiwa penduduk ini perlu mendapat perhatian serius.

Tingginya kasus stunting di Banggai Kepulauan tentu bukan masalah biasa. Dampaknya, sangat mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ke depan. Sehingga untuk mewarisi estafet pembangunan, pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung jawab menyiapkan generasi berkualitas yang bebas dari stunting.

Meski belum diketahui pasti faktor utama penyebab tingginya angka stunting di Banggai Kepulauan, namun diketahui salah satu pemicu stunting yakni dikarenakan rendahnya konsumsi ikan.

Jurusan Gizi, Poltekkes Universitas Gunadarma Depok Indonesia dalam Jurnal Stunting Pesisir dan Aplikasinya menyebut, Makanan laut ini merupakan sumber asam lemak esensial omega-3 dan omega-6 yang baik dan juga menyediakan asam lemak tak jenuh ganda rantai panjang yang baik.

Sedang, retardasi pertumbuhan adalah salah satu dari banyak konsekuensi fisiologis dari kurangnya asupan asam lemak omega-3 dan omega-6. Sementara, asam lemak tak jenuh ganda rantai panjang secara khusus penting untuk perkembangan otak/kognitif [33].

Sayangnya, pada banyak kasus ditemukan anak-anak dengan pola makan yang lebih banyak mengonsumsi makanan pabrikan. Hal itu diperparah dengan Teknik pengelolaan masakan ikan yang kurang inovatif, sehingga berakibat pada tumbuhnya rasa bosan anak untuk mengonsumsi ikan.

Dinas Perikanan memainkan peran penting dalam agenda penurunan stunting. Beberapa bulan belakangan, beragam kegiatan pelatihan pengolahan makanan siap saji berbahan utama ikan dengan beragam kreasi, terus digenjot.  Salah satu tujuannya untuk meningkatkan selera makan ikan bagi anak.

Inovasi dinas perikanan dalam program pengolahan hasil perikanan, berupa pelatihan pembuatan abon ikan dan sambal tuna. Kedua kegiatan pelatihan itu menyasar pada Ibu Rumah Tangga Perikanan (RTP). Dan kini, produk Olahan itu sudah dipasarkan oleh 15 kelompok binaan dinas perikanan.

Program kegiatan itu Menurut Ferdy Salamat dianggap sebagai bentuk edukasi untuk mempertahankan ikan sebagai pangan lokal utama yang berkontribusi besar pada kualitas pertumbuhan anak-anak di daerah. Dengan begitu, olehan makanan berbahan ikan atau hewan laut lainnya, menyediakan banyak pilihan rasa dan warna.

Terlebih, kata dia, Banggai Kepulauan dikenal sebagai salah satu daerah penghasil berbagai jenis ikan dan hewan laut berkelas ekspor di Sulawesi Tengah. Mulai dari Tuna, Tongkol, Sunu, Tenggiri, Kerapu, Kakap, Bobara, Kepiting, Lobster, dan sebagainya.

Kondisi tersebut memberikan banyak pilihan jenis dan jumlah ikan untuk membuat beragam jenis makanan berbahan ikan. Terlebih lagi, pemerintah daerah gencar menyalurkan bantuan alat tangkap untuk membantu memudahkan nelayan melakukan penangkapan.

Karena itu, Ferdy Salamat bersama jajarannya di Dinas Perikanan senantiasa memberikan edukasi kepada masyarakat untuk senantiasa menyajikan makanan berbahan ikan dalam berbagai varian rasa dan jenis. Sehingga anak-anak tidak bosan dengan satu jenis makanan, misalnya ikan goreng.

Edukasi untuk perbanyak konsumsi ikan pun didasarkan pada target Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2024 yakni sebesar 62,05 Kilogram perkapita. Target itu naik dari tahun 2023 ini yang hanya ditetapkan pada 60 Kilogram perkapita. (Rif)

Pos terkait