SALAKAN POST, SALAKAN – Sebanyak 3 ton sampah yang terdampar di Teluk Bongganan-Baka Kota Salakan berhasil diangkut dalam waktu yang relative singkat, sekira 3 Jam.
Pengangkutan sampah yang diinisiasi Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Banggai Kepulauan pada peringatan Bulan Cinta Laut (BCL) 2024 itu, melibatkan kelompok Nelayan.
Ratusan karung sampah plastik diangkut menggunakan perahu katinting dari titik pemungutan ke truk pengangkut yang telah bersiap di tepi teluk, depan SMA Negeri I Tinangkung.
Bukan kelompok-kelompok nelayan saja, NGO, dan ASN Dinas Perikanan pun menunjukkan antusiasnya bersama-sama melakukan pemungutan sampah.
Kepala Dinas Perikanan, Ferdy Salamat menerangkan, melalui momentum BCL kali ini, pihaknya hendak merangsang kesadaran masyarakat tentang bagaimana pengaruh dan pentingnya kebersihan laut.
“Ya, lewat momentum ini, kita menguatkan pemahaman masyarakat tentang bagaimana laut mempengaruhi kualitas kehidupan kita sebagai masyarakat peisir,” terang Ferdy

Ferdy menjelaskan, kerusakan ekosistem laut selain disebabkan oleh pengeboman dan penggunaan bahan kimia, juga disebabkan oleh pembuangan sampah plastik yang berlebihan setiap harinya.
Sebab, sampah plastik akan mengotori dan meracuni makhluk laut. Faktanya, laut dekat pantai saat ini tidak bisa lagi diandalkan untuk dijadikan sumber kehidupan, akibat tercemari limbah sampah plastik.
“Kalau disuruh memilih, ikan dari laut dekat pantai dengan ikan dari laut dalam, tentu kita lebih memilih laut dalam, karena salah satu pertimbangannya adalah kondisi laut dekat pantai yang sudah kotor tercemari limbah sampah plastik,” jelasnya.

Jadi, kegiatan ini dilakukan bukan untuk membebaskan teluk Bongganan-Baka ini dari sampah, hanya sebatas mengurangi dan mengajak masyarakat lebih peduli terhadap nasib generasi mendatang.
Pihaknya pun hendak menegaskan bahwa upaya untuk menurunkan resiko kerusakan ekosistem laut akibat membuang sampah plastic, belum terlambat.
“Hanya saja, mulai dari sekarang kita perlu lebih serius melakukan Perubahan sikap dalam memandang laut kita, sehingga laut tidak lagi dianggap sebagai tempat sampah,” ucapnya.
Koordinator NGO Blue Alliance Indonesia Banggai Kepulauan, Hero menilai, kegiatan ini sangat positif mengingat kondisi laut Indonesia utamanya Banggai Kepulauan semakin hari semakin parah akibat pembuangan sampah plastic di laut.

“Kegiatan ini menjadi semacam kampanye yang perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk menguatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga laut,” kata Hero.
Sebagai salah satu mitra Dinas Perikanan, Hero mengaku siap memberikan dukungan penuh untuk terus berkera sama dengan masyarakat merawat kelestarian laut.
Sebab, menurutnya program ini tidak akan terlaksana tanpa melibatkan masyarakat pesisir sebagai garda depan dalam agenda ini.
Hal yang tak kalah penting untuk dipertimbangkan menurut dia adalah tanggung jawab menjaga laut semestinya tidak hanya dibebankan kepada Dinas Perikanan, masyarakat, dan NGO.

“Tapi ini merupakan tanggung jawab semua pihak, jika kita benar-benar mau berfikir tentang masa depan daerah ini,” tutupnya. (Rif)








