Inisiasi Gerakan Malane Mola, Bupati Bangkep Mengaku Terinspirasi dari Kitab Suci

SALAKAN POST, SALAKAN – Pj. Bupati Banggai Kepulauan (Bangkep), Ihsan Basir menggagas gerakan “Malane Mola” sebagai bagian dari inovasi pembangunan daerah.

Gerakan ini diinisiasi Ihsan Basir dengan maksud untuk mempererat hubungan keluarga antara ayah dan anak, khususnya di Kabupaten Bangkep.

“Benar, substansi gerakan Malane Mola ini saya maksudkan untuk mendekatkan hubungan antara ayah dan anaknya,” kata Ihsan Basir kepada media ini, Rabu (10/5)

Dalam ajaran agama selain Islam, lanjut Pj Bupati, juga memberikan justifikasi terkait pentingnya hubungan ayah dan anak. Terbukti dalam Alqur’an Surah Al Balad ayah ke-3. Dalam ayat itu, Allah bersumpah atas nama hubungan ayah dan anaknya.

“Dan demi (Pertalian) bapak dan anaknya” (Qs 90 : 3)

Pj Bupati menyebut, Allah SWT biasanya bersumpah atas sesuatu yang besar, seperti Bulan, Bintang, atau hal-hal yang bersifat filosofis lainnya.

“Hal itu menandakan bahwa hubungan antara ayah dan anak mengandung hal mendasar,” kata Pj Bupati.

Selain Alqur’an, Ihsan Basir juga mengutip sebuah ayat dari Alkitab. Efesus 6:4 misalnya, merupakan ringkasan dari nasehat kepada para orang tua yang diwakili oleh ayah.

“Dan kamu bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah di dalam ajaran dan nasihat tuhan”

Bahkan. salah satu hasil penelitian National Father Inisiative disebutkan, “Children in father absent home are five times more likely to be poor”. Menurut Pj Bupati, pernyataan itu berarti bahwa anak-anak yang secara secara fisik ayahnya ada, tetapi absen dalam rumah/hubungan tidak dekat, memiliki 5 kali resiko lebih besar untuk miskin.

Tentu banyak penelitian lain tentang kriminalitas, kesehatan, dan Pendidikan yang memberikan kontribusi buruk atas ketidakhadiran ayah dalam pengembangan karakter anak pada pembangunan secara keseluruhan.

Pemkab Bangkep berupaya terus mengelaborasi konsepsi agama yang dipadukan dengan pendekatan budaya, untuk menopang pembangunan sumber daya manusia yang berbasis gender dan inklusif.

Sehingga, gerakan Malane Mola, tidak hanya maksimal pada satu umat beragama saja, melainkan pada semua umat beragama yang ada di Banggai Kepulauan. (Rif)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *